Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Jenis-jenis Kimono (着物)

Kali ini saya akan mengulik tentang pakaian tradisonal negara Matahari Terbit(Jepang) yakni Kimono () .Apa itu Kimono () ? Mungkin sudah tak asing lagi di telinga anda terutama yang menggemari budaya Jepang.
Kata ini berasal dari dua kata yaitu ki () dari kata kiru (着る) yang berarti pakai atau memakai dan mono () yang berarti barang.Jadi, kimono mempunyai arti sebagai baju atau sesuatu yang dikenakan.Dalam budaya Jepang, eksistensi kimono sarat akan nilai-nilai kearifan lokal yang begitu melekat pada masyarakat Jepang.Kimono memiliki peranan yang cukup penting sebagai identitas diri sekaligus simbol penghargaan terhadap konsistensi kaum wanita dalam menjaga adat ketimuran, khususnya mengenai tata cara berbusana di depan umum.Terdapat beragam jenis dan variasi dari kimono dengan penggunaan yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi serta status orang yang mengenakan kimono tersebut. 
Dahulu,kimono dipakai dalam keseharian wanita Jepang.Akan tetapi,dalam era kekinian kimono hanya digunakan pada kesempatan istimewa . Karena harganya yang mahal terlebih lagi cara pemakaiannya yang cukup sulit dan memakan waktu yang cukup lama sehingga tidak praktis lagi untuk keseharian masyarakat Jepang modern yang sibuk.Penggunaan kimono sebagai pakaian sehari-hari hanya populer hingga tahun 1960-an. Sejak saat itu hingga kini masyarakat Jepang mulai beranjak ke pakaian barat(洋服)yang mulai masuk ke Jepang sejak jaman Meiji.Meskipun demikian,masyarakat Jepang dengan tingkat modernitas yang tinggi tetap berakar kuat dalam melestarikan kearifan lokal ini agar tidak tegerus oleh arus globalisasi kebudayaan.
Berdasarkan desain dan fungsinya terdapat beberapa jenis kimono yang biasa dikenakan oleh masyarakat Jepang.
  1.Tamesode adalah kimono paling formal yang digunakan oleh wanita yang sudah menikah.Berdasarkan warna kain, tamesode dibedakan atas kurotamesode (tamesode hitam) dan irotamesode (tamesode berwarna).
a)      Kurotamesode hanya dikenakan sebagai pakaian formal ke pesta pernikahan sanak keluarga, pesta-pesta, serta upacara yang sangat resmi. Bahan untuk kurotomesode adalah kain krep hitam tanpa motif tenun. Corak pertanda keberuntungan seperti burung jejang atau seruni berada pada bagian bawah kimono. Posisi corak kain disesuaikan dengan usia pemakai, semakin berumur pemakainya, corak kain makin diletakkan di bawah. Lambang keluarga berjumlah lima buah: satu di punggung, sepasang di belakang lengan, dan sepasang di dada bagian atas.



b)      Irotamesode juga dibuat dari kain krep berwarna, bisa dengan motof tenun atau tanpa motif tenun. Lambang keluarga umumnya berada di tiga tempat yaitu di punggung dan dikedua lengan bagian belakang atau cukup dengan satu lambang keluarga di punggung. Umumnya irotamesode digunakan untuk menghadiri pesta pernikahan sanak saudara, pesta dan upacara resmi. Untuk pesta atau acara pernikahan di Istana juga harus memakai irotamesode, karena kurotamesode yang berwarna hitam identik dengan warna duka. Irotamesode juga dapat digunakan oleh wanita yang belum menikah tapi sudah berumur dan tidak ingin memakai homongi.  


2.Furisode adalah jenis kimono formal yang diperuntukan untuk wanita muda yang belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah bukaan pada ketiak yang membentuk kantong tidak berjahit (tamato). Tamato ini dibuat memanjang ke bawah hingga mata kaki. Selain itu, ciri khas lainnya adalah warnanya yang umumnya cerah atau warna pastel dengan motif bunga, tanaman, keindahan musim, hewan atau burung. Furisode adalah pakaian paling formal untuk wanita yang belum menikah. Karena itu, biasanya hanya digunakan untuk menghadiri acara resmi seperti pesta pernikahan, omiai dan upacara resmi lainnya seperti saijin shiki, wisuda atau upacara setelah wisuda (shaokai). Furisode juga merupakan pakaian yang digunakan sebagai baju pengantin wanita. Penggunaan firisode sebagai baju pengantin dipadukan dengan sebuah mantel yang disebut uchikake. Pakaian pengantin ini (furisode+uchikake) disebut hanayome ishō. Furisode untuk pakaian pengantin agak berbeda dari furisode biasa dari warnanya yang lebih cerah dan motif yang digunakan umumnya dipercaya mendatangkan keberuntungan seperti motif burung jejang. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.









3. Houmongi adalah kimono formal yang dapat digunakan baik oleh wanita yang sudah menikah atau belum menikah. Tingkat formalitasnya satu tingkat dibawah irotamesode. Homongi dipakai sewaktu diundang ke pesta pernikahan yang bukan diadakan sanak keluarga, upacara minum teh, merayakan tahun baru, dan pesta-pesta. Sewaktu membeli kimono, pemakai bisa memesan lebar lengan kimono sesuai keinginan. Wanita yang belum menikah memakai homongi dengan bagian lengan yang lebih lebar.Ciri khas homongi disebut eba (絵羽) yakni corak kain yang saling tepat bertemu di perpotongan kain (bagian jahitan kimono).

4.Tsukesage (着け下げ) adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.   

5. Komon (顧問) adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pestareuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.  

6.Tsumugi () adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang .

7.Yukata merupakan kimono musim panas dari bahan katun tipis yang sangat nyaman dan biasa digunakan oleh para bangsawan jepang untuk menghadiri festival minasan dan bon odori (tarian musim panas).  
Adapun tutorial untuk memakai yukata :


8.Mofuku merupakan kimono resmi berwarna hitam yang digunakan khusus untuk menghadiri upacara pemakaman 

9.Kimono Pria

a)      Kuromontsuki merupakan jenis kimono paling formal yang polos tanpa motif yang dikenakan oleh pria Jepang. Warna-warna yang ditampilkan rata-rata cenderung gelap (biru tua, hitam, coklat tua) dan tidak mengkilat.Kimono ini berupa setelan hakama dan haori yang merupakan busana pengantin pria tradisional.Setelan ini dikenakan sewaktu menghadiri acara formal,misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar atau pemerintah (seijin shiki).

b)      Kinagashi merupakan pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi.
  




Sumber :
https://y4ser4rafat.wordpress.com/2011/04/12/kebudayaan-pakaian-kimono-jepang/
http://izumi-izhumi.blogspot.com/2011/06/kimono-adalah-pakaian-tradisional.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

keren keren. teh rachel mahasiswa bhs jepang juga yaa?
yoroshiku :)

Posting Komentar